Malam Nisfu Sya'ban
Nisfu Sya'ban adalah hari peringatan
Islam yang jatuh pada pertengahan bulan Sya'ban. Dalam kalangan Islam, Nisfu
Sya'ban diperingati menjelang bulan Ramadhan. Pada malam ini biasanya diisi
dengan pembacaan Surat Yaasiin tiga kali berjamaah dengan niat semoga diberi
umur panjang, diberi rizki yang banyak dan barokah, serta ditetapkan imannya.
Peringatan Nisfu Sya'ban tidak hanya
dilakukan di Indonesia saja. Al-Azhar sebagai yayasan pendidikan tertua di
Mesir bahkan di seluruh dunia selalu memperingati malam yang sangat mulia ini.
Hal ini karena diyakini pada malam tersebut Allah akan memberikan keputusan
tentang nasib seseorang selama setahun ke depan. Keutamaan malam nisfu Sya'ban
diterangkan secara jelas dalam kitab Ihya' Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali.
Imam Ghazali mengistilahkan malam
Nisfu Sya’ban sebagai malam yang penuh dengan syafaat (pertolongan). Menurut
al-Ghazali, pada malam ke-13 bulan Sya’ban Allah SWT memberikan seperti tiga
syafaat kepada hambanya. Sedangkan pada malam ke-14, seluruh syafaat itu
diberikan secara penuh. Dengan demikian, pada malam ke-15, umat Islam dapat
memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu
tahun. Karepa pada malam ke-15 bulan Sya’ban inilah, catatan perbuatan manusia
penghuni bumi akan dinaikkan ke hadapan Allah SWT.
Para ulama menyatakan bahwa Nisfu
Sya’ban juga dinamakan sebagai malam pengampunan atau malam maghfirah, karena
pada malam itu Allah SWT menurunkan pengampunan kepada seluruh penduduk bumi,
terutama kepada hamba-Nya yang saleh.
HADITS KEUTAMAAN NISFU SYA’BAN
Tentang keutamaan malam Nisfu Sya’ban
ini, dimana kita dianjurkan untuk melakukan ibadah terutama untuk memohon
ampun, memohon rezeki dan umur yang bermanfaat, terdapat beberapa hadist yang
menurut sebagian ulama sahih. Diantaranya:
Hadits Pertama
Diriwayatkan dari Siti A’isyah ra
berkata, : "Suatu malam rasulullah salat, kemudian beliau bersujud
panjang, sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga
maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah
Rasulullah usai salat beliau berkata: “Hai A’isyah engkau tidak dapat bagian?”.
Lalu aku menjawab: “Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak
(menyangka Rasulullah telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama”. Lalu
beliau bertanya: “Tahukah engkau, malam apa sekarang ini”. “Rasulullah yang
lebih tahu”, jawabku. “Malam ini adalah malam nisfu Sya’ban, Allah mengawasi
hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi
kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang
yang dengki” (H.R. Baihaqi).
Hadits Kedua
Diriwayatkan dari Siti Aisyah ra
bercerita bahwa pada suatu malam ia kehilangan Rasulullah SAW. Ia lalu mencari
dan akhirnya menemukan beliau di Baqi’ sedang menengadahkan wajahnya ke langit.
Beliau berkata: “Sesungguhnya Allah Azza Wajalla turun ke langit dunia pada
malam nishfu Sya’ban dan mengampuni (dosa) yang banyaknya melebihi jumlah bulu
domba Bani Kalb.” (HR Turmudzi, Ahmad dan Ibnu Majah)
Hadits Ketiga
Diriwayatkan oleh Abu Musa
Al-Asy’ari RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah pada malam
nishfu Sya’ban mengawasi seluruh mahluk-Nya dan mengampuni semuanya kecuali
orang musyrik atau orang yang bermusuhan.” (HR Ibnu Majah)
Hadits Keempat
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib
KW bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Jika malam nishfu Sya’ban tiba, maka
salatlah di malam hari, dan berpuasalah di siang harinya, karena sesungguhnya
pada malam itu, setelah matahari terbenam, Allah turun ke langit dunia dan
berkata, Adakah yang beristighfar kepada Ku, lalu Aku mengampuninya, Adakah
yang memohon rezeki, lalu Aku memberinya rezeki , adakah yang tertimpa bala’ lalu Aku menyelamatkannya, demikian seterusnya hingga
terbitnya fajar.” (HR Ibnu
Majah).
Demikianlah keutamaan dan kelebihan
malam Nishfu Sya’ban yang Insya Allah akan jatuh pada Jum'at tgl 12 Juni 2014
sore hingga subuh. Marilah kita manfaatkan malam yang mulia ini untuk
mendekatkan diri dan memohon ampunan dan berdzikir sebanyak-banyaknya kepada
Allah. SWT.
KESIMPULAN
Dari paparan di atas, kita sebagai umat Islam semestinya tidak melupakan begitu
saja, bahwa bulan sya’ban dalah bulan yang mulia. Sesungguhnya bulan Sya’ban
merupakan bulan persiapan untuk memasuki bulan suci Ramadhan. Dari sini, umat
Islam dapat mempersiapkan diri sebaik-baiknya dengan mempertebal keimanan dan
memanjatkan doa dengan penuh kekhusyukan.
Meski menurut para ahli hadist masih berbeda tentang malam nisfu sya'ban ini,
namun demikian menurut saya sangat dianjurkan untuk meramaikan malam Nisfu
Sya’ban dengan cara memperbanyak ibadah, shalat sunnah, memperbanyak bacaan
zikir, memperbanyak baca'an shalawat, membaca Al-Qur’an, bersedekah, berdo’a
dan mengerjakan amal-amal saleh lainnya.
AMALAN DI MALAM NISFU SYA’BAN
Pembaca yang budiman,
Bagaimana cara merayakan malam Nisfu
Sya’ban? Apakah ada amalan-amalan khusus?
Menurut sebagian besar Ulama, antara
lain adalah dengan memperbanyak ibadah dan shalat malam dan dengan puasa, namun
sebagaimana yang dilakukan Rasulullah, yaitu dengan secara sendiri-sendiri.
Adapun meramaikan malam Nisfu Sya’ban dengan berlebih-lebihan seperti dengan
shalat malam berjamaah, menurut sebagian Ulama, Rasulullah SAW tidak pernah
melakukannya.
Bagi yang mau mengamalkannya, Malam
Nifsu Sya’ban Insya Allah jatuh pada hari ini Senin malam tanggal 26 Juli 2010
. INSYA ALLAH !! Apabila anda semua berniat mengubah catatan rizki dan takdir
di dalam buku besar Allah menjadi lebih baik dan memohon ampun atas dosa2 yang
telah kita perbuat maka dibawah ini ada petunjuknya menurut sebagian Ulama,
yaitu antara lain:
1. Sholat fardlu Maghrib
2. Membaca Surah Yassin 3 kali
3. Membaca doa Nifsu Sya’ban
4. Menghidupkan malam Nisfu Sya’ban dengan memperbanyak dzikir, shalawat,
do'a dan istighfar.
Adapun apa yang sering dilakukan
oleh sebagian umat Islam, yaitu Salat Malam Nisfu Sya’ban sebanyak 100 raka’at, Hadistnya oleh sebagian ahli hadist dianggap sahih,
namun sebagian menganggap dhaif.
Namun demikian dalam urusan shalat
sunnah, kata Nabi SAW, boleh kita tambahi jumlahnya dan boleh kita kurangi
sesuai kemampuan kita.
DO'A MALAM NISFU SYA’BAN
Setelah di malam nisfu sya’ban
disunnahkan untuk menyampaikan do'a/keinginan anda dimalam dan insya Allah akan
dikabulkan.
Mengenai do'a dimalam nisfu sya’ban menurut sebagian ulama adalah adalah sunnah
Rasul SAW, sebagaimana hadits2 berikut :
Hadits Pertama
Rasulullah saw bersabda,: “Allah mengawasi dan memandang hamba hamba-Nya di
malam nisfu sya’ban, lalu mengampuni dosa dosa mereka semuanya kecuali musyrik
dan orang yang pemarah pada sesama muslimin” (Shahih Ibn Hibban hadits
no.5755)
Hadits Kedua
Berkata Aisyah ra : “disuatu malam aku kehilangan Rasul SAW, dan kutemukan
beliau saw sedang di pekuburan Baqi’, beliau mengangkat kepalanya kearah
langit, seraya bersabda : “Sungguh Allah turun ke langit bumi di malam nisfu
sya’ban dan mengampuni dosa dosa hamba-Nya sebanyak lebih dari jumlah bulu
anjing dan domba” (Musnad Imam Ahmad hadits no.24825)
PENDAPAT ULAMA BESAR
Syaikh‘Abdul Qadir al-Jailaniy berkata, “Malam
Nishfu Sya’ban adalah malam yang paling mulia setelah Lailatul Qodr.” (Kalaam
Habiib ‘Alwiy bin Syahaab)
Berkata
Imam Syafii rahimahullah : “Doa mustajab adalah pada 5 malam, yaitu malam
jumat, malam idul Adha, malam Idul Fitri, malam pertama bulan rajab, dan malam
nisfu sya’ban” (Sunan Al Kubra Imam Baihaqiy juz 3 hal 319).
Dikutip
dari buku al-Fawaaidul Mukhtaaroh Diceritakan bahwa Ibnu Abiy as-Shoif
al-Yamaniy berkata, “Sesungguhnya bulan Sya’ban adalah bulan sholawat kepada
Nabi saw, karena ayat Innallaaha wa malaaikatahuu yushalluuna ‘alan Nabiy …
diturunkan pada bulan itu. (Ma Dza Fiy Sya’ban?)
Dikutip
dari buku al-Fawaaidul Mukhtaaroh Diceritakan bahwa Ibnu Abiy as-Shoif
al-Yamaniy berkata, “Sesungguhnya bulan Sya’ban adalah bulan sholawat kepada
Nabi saw, karena ayat Innallooha wa malaaikatahuu yusholluuna ‘alan Nabiy …
diturunkan pada bulan itu. (Ma Dza Fiy Sya’ban?)
Berdasarkan fatwa ulama besar di
atas, maka kita memperbanyak doa di malam itu, jelas pula bahwa doa tak bisa
dilarang kapanpun dan dimanapun, bila mereka yang melarang doa maka hendaknya
mereka menunjukkan dalilnya?.
Demikian juga tentang do’a khusus
untuk malam nisfu Sya’ban seperti do’a di bawah ini, ada ikhtilaf (perbedaan)
dikalangan Ulama dan para ahli hadist. Jadi selain DO'A NISFU SYA’BAN di bawah
boleh juga dengan do'a-do’a umum terutama do’a yang ada di Al-Qur’an dan Al-Hadist.
Namun demikian, di bawah ini adalah
Do’a malam Nisfu Sya’ban yang diamalkan oleh sebagian Ulama dan Anda boleh ikut
mengamalkannya
DO'A NISFU SYA’BAN:
“ALLAAHUMMA YAA DZAL MANNI WALAA YUMANNU
‘ALAIKA YAA DZAL JALAALI WAL IKRAAM, YAA DZATH THAULI WALIN’AAM, LAA ILAAHA
ILLAA ANTA, DHAHRUL LAAJIIN, WA JAARUL MUSTAJIIRIIN, WA AMAANUL KHAA IFIIN,
ALLAAHUMMA IN KUNTA KATABTA NII ‘INDAKA FII UMMIL KITAABI SYAQIYYAN AW
MAHRUUMAN AW MATHRUUDAN AW MUQTARRAN ‘ALAYYA FIR RIZQI, FAMHULLAA HUMMA BI
FADLLIKA SYAQAAWATII WA HIRMAANII WA THARDII WAQ TITAARI RIZQII WA ATS-BITNII
INDAKA FII UMMIL KITAABI SA’IIDAN MARZUUQAN MUWAFFAQALLIL KHAIRAAT. FA INNAKA
QULTA WA QAULUKAL HAQQU FII KITAABIKAL MUNAZZALI ‘ALAA NABIYYIKAL MURSALI, YAMHUL
LAAHUMAA YASYAA U WA YUTSBITU WA ‘INDAHUU UMMUL KITAAB. ILAAHII BITTAJALLIL
AA’DHAMI FII LAILATIN NISHFI MIN SYAHRI SYA’BAANIL MUKARRAMIL LATII YUFRAQU
FIIHAA KULLU AMRIN HAKIIM WA YUBRAM, ISHRIF ‘ANNII MINAL BALAA I MAA A’LAMU WA
MAA LAA A’LAM WA ANTA ‘ALLAAMUL GHUYUUBI BIRAHMATIKA YAA ARHAMAR RAAHIMIIN.
artinya:
“Ya Allah Tuhanku Pemilik nikmat, tiada ada yang bisa memberi nikmat atasMU.
Ya Allah Pemilik kebesaran dan kemuliaan. Ya Allah Tuhanku Pemilik kekayaan dan
Pemberi nikmat. Tidak ada yang patut disembah hanya Engkau. Engkaulah tempat
bersandar. Engkaulah tempat berlindung dan padaMUlah tempat yang aman bagi
orang-orang yang ketakutan. Ya Allah Tuhanku, jika sekiranya Engkau telah
menulis dalam buku besarMU bahwa adalah orang yang tidak bebahagia atau orang
yang sangat terbatas mendapat nikmatMU, orang yang dijauhkan daripadaMU atau
orang yang disempitkan dalam mendapat rizki, maka aku memohon dengan karuniaMU,
semoga kiranya Engkau pindahkan aku kedalam golongan orang-orang yang berbahagia,
mendapat keluasan rizki serta diberi petunjuk kepada kebajikan. Sesungguhnya
Engkau telah berkata dalam kitabMU yang telah diturunkan kepada RasulMU, dan
perkataanMU adalah benar, yang berbunyi: Allah mengubah dan menetapkan apa-apa
yang dikehendakiNYA dan padaNYA sumber kitab. Ya Allah, dengan tajalliMU Yang
Mahabesar pada malam Nisfu Sya’ban yang mulia ini, Engkau tetapkan dan Engkau
ubah sesuatunya, maka aku memohon semoga kiranya aku dijauhkan dari bala
bencana, baik yang aku ketahui atau yang tidak aku ketahui, Engkaulah Yang
Mahamengetahui segala sesuatu yang tersembunyi. Dan aku selalu mengharap
limpahan rahmatMU ya Allah Tuhan Yang Maha Pengasih.”
Pembaca yang
budiman,
Perlu tekankan di sini, tidak
ada larangan dari Rasul untuk berdo'a di malam Nisfu Sya’ban, justru pelarangan
akan hal ini merupakan perbuatan munkar, sebagaimana sabda Rasulullah SAW : “sungguh
sebesar besarnya dosa muslimin dengan muslim lainnya adalah pertanyaan yang membuat
hal yang halal dilakukan menjadi haram, karena sebab pertanyaannya” (Shahih
Muslim).
KESIMPULAN
Dari paparan di atas, kita sebagai umat Islam angat dianjurkan untuk meramaikan
malam Nisfu Sya’ban dengan cara memperbanyak ibadah, shalat sunnah,
memperbanyak bacaan zikir, memperbanyak baca'an shalawat, membaca al-Qur’an,
bersedekah, berdo’a dan mengerjakan amal-amal salih lainnya.
Sejak semula, Rasulullah Muhammad
SAW telah mensinyalir bahwa bulan Sya’ban atau bulan ke-8 dari perhitungan
bulan Qamariyah (Hijriah) merupakan bulan yang biasa dilupakan orang.
Maksud Rasulullah, hikmah dan berbagai kemuliaan dan kebajikan yang ada dalam
bulan Sya’ban dilupakan orang. Mengapa dilupakan? Menurut pengakuan Rasulullah,
karena bulan Sya’ban berada di antara dua bulan yang sangat terkenal
keistimewaannya. Kedua bulan dimaksud adalah bulan Rajab dan bulan Ramadan.
Bulan Rajab selalu diingat karena di dalamnya ada peristiwa Isra Mikraj yang
diperingati dan dirayakan sedang bulan Ramadan ditunggui kedatangannya karena
bulan ini adalah bulan yang paling mulia dan istimewa di antara bulan yang ada.
Lantas apa dan bagaimana bulan Sya’ban? Keistimewaan dan kemuliaan bulan
Sya’ban terletak pada pertengahannya, sehingga disebut dengan Nisfu Sya’ban.
Nisfu artinya setengah atau seperdua, dan Sya’ban sebagaimana disebut pada awal
tulisan ini, adalah bulan kedelapan dari tahun Hijrah. Nisfu Sya’ban secara
harfiyah berarti hari atau malam pertengahan bulan Sya’ban atau tanggal 15
Sya’ban. Kata Sya’ban sendiri adalah istilah bahasa Arab yang berasal dari kata
syi’ab yang artinya jalan di atas gunung.
Bulan kedelapan dari tahun Hijriah
itu dinamakan dengan Sya’ban karena pada bulan itu ditemukan banyak jalan untuk
mencapai kebaikan. Malam Nisfu Sya’ban dimuliakan oleh sebagian kaum muslimin
karena pada malam itu diyakini dua malaikat pencatat amalan keseharian manusia;
Raqib dan Atib, menyerahkan catatan amalan manusia Allah SWT, dan pada malam
itu pula catatan-catatan itu diganti dengan catatan yang baru.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah
bersabda “Bulan Sya’ban itu bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya
antara bulan Rajab dengan bulan Ramadan. Ia adalah bulan diangkatnya amal-amal
oleh Tuhan. Aku menginginkan saat diangkat amalku aku dalam keadaan sedang
berpuasa (HR Nasa’I dari Usamah).
Sehubungan dengan hal itu Imam
Bukhari dan Muslim meriwayatkan pengakuan Aisyah ra.” lam yakunin Nabiyi sha
mim yashumu aksara min sya’baana finnahu kaana yashumuhu kulluhu kaana
yashumuhu illa qalilan. Maksud Aisyah dalam periwayatan ini bahwa Nabi Muhammad
SAW paling banyak berpuasa pada bulan Sya’ban.
Lebih jauh dari itu, pada malan
Nisfu Sya’ban Allah SWT menurunkan berbagai kebaikan kepada hambanya yang
berbuat baik pada malam tersebut. Kebaikan-kebaikan itu berupa syafaat
(pertolongan), magfirah (ampunan), dan itqun min azab (pembebasan dari siksaan).
Oleh karena itu malam Nisfu Sya’ban diberi nama yang berbeda sesuai dengan
penekanan kebaikan yang dikandungnya.
Imam al-Gazali mengistilahkan malam Nisfu Sya’ban sebagai malam Syafaat, karena
menurutnya, pada malam ke-13 dari bulan Sya’ban Allah SWT memberikan seperti
tiga syafaat kepada hambanya. Lalu pada malam ke-14, seluruh syafaat itu
diberikan secara penuh. Meskipun demikian ada beberapa gelintir orang yang
tidak diperuntukkan pemberian syafaat kepadanya. Orang-orang yang tidak diberi
syafaat itu antara lain ialah orang-orang yang berpaling dari agama Allah dan
orang-orang yang tidak berhenti berbuat keburukan.
Nisfu Sya’ban dinamakan juga sebagai
malam pengampunan atau malam magfirah, karena pada malam itu Allah SWT
menurunkan pengampunan kepada seluruh penduduk bumi, terutama kepada hambanya
yang saleh. Namun dalam pemberian ampunan itu dikecualikan bagi orang-orang
yang masih tetap pada perbuatannya mensyarikatkan Allah alias musyrik, dan bagi
mereka yang tetap berpaling dari Allah SWT. Nabi bersabda: ?Tatkala datang
malam Nisfu Sya’ban Allah memberikan ampunanNya kepada penghuni bumi, kecuali
bagi orang syirik (musyrik) dan berpaling dariNya (HR Ahmad).
Kecuali
Enam Golongan
Ibn Ishak meriwayatkan dari Anas bin
Malik bahwa pernah Rasulullah memanggil isterinya, Aisyah dan memberitahukan
tentang Nisfu Sya’ban. “Wahai Humaira, apa yang engkau perbuat malam ini? Malam
ini adalah malam di mana Allah yang Maha Agung memberikan pembebasan dari api
neraka bagi semua hambanya, kecuali enam kelompok manusia”.
Kelompok yang dimaksud Rasulullah
yaitu,
Pertama, kelompok manusia yang tidak
berhenti minum hamr atau para peminum minuman keras. Sebagaimana berulang kali
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan hamr adalah jenis minuman yang
memabukkan, baik jenis minuman yang dibuat secara tradisional mapun jenis
minuman yang dibuat secara modern. Istilah populernya adalah minuman keras atau
miras. Yang disebut pertama antara lain tuak atau ballok, baik ballok tala,
ballok nipa, maupun ballok ase. Sementara yang disebut kedua antara lain bir
dan whyski. Termasuk kategori sebagai orang yang tidak berhenti minum hamr
ialah orang-orang menyiapkan minuman tersebut atau para pembuat dan
pengedarnya. Mereka ini tidak mendapat pembebasan dari api neraka, tetapi malah
diancam dengan siksaan api neraka.
Kedua, orang-orang yang mencerca orang
tuanya. Termasuk kategori mencerca orang tua ialah berbuat jahat terhadap orang
tua yang dalam hal ini ibu bapak. Menurut ajaran agama yang menyatakan syis
saja kepada ibu atau bapak itu sudah termasuk dosa. Membentak orang tua
termasuk perbuatan yang sangat dilarang. Allah SWT di samping menegaskan kepada
manusia untuk tidak beribadah selainNya, maka kepada kedua orangtua berbuat
baiklah. Waqadha Rabbuka an La ta’buduu Illah Iyyahu wa bilwalidaini ihsanan
(al-Isra: 17:23). Perbutan kategori baik terhadap orang tua antara lain
bertutur kata kepada keduanya dengan perkataan yang mulia, merendahkan diri
kepada keduanya dengan penuh kasih sayang, dan kepada keduanya didoakan; “Wahai
Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik
aku di waktu kecil.”
Ketiga, orang-orang yang membangun tempat
zina. Tempat berzina dimaksud adalah tempat pelacuran yang kini nama populernya
tempat PSK (pekerja seks komersial). Golongan atau kelompok orang yang seperti
ini, pada malam Nisfu Sya’ban tidak mendapat pembebasan dari api neraka, tetapi
sebaliknya mereka dijanji dengan siksaan dan azab.
Keempat, orang-orang atau para pedagang
yang semena-mena menaikkan harga barang dagangannya sehingga pembeli merasa
dizalimi. Misalnya, penjual bahan bakar minyak, termasuk minyak tanah. Harga
dagangan jenis ini sudah ada harga standar, tetapi kalau penjualnya menaikkan
harganya secara zalim, maka penjual yang demikian itulah yang tidak mendapat
pembebasan dari neraka.
Kelima, petugas cukai yang tidak jujur.
Termasuk kategori petugas cukai adalah para kolektor pajak atau orang-orang
yang menagih pajak dan retribusi. Misalnya petugas cukai yang bertugas di
pasar-pasar yang menerima uang atau cukai dari penjual dengan bukti penerimaan
dengan karcis. Salah satu bentu ketidakjujuran kalau uang diterima tetapi tidak
diserahkan bukti penerimaan (karcis).
Keenam, kelompok orang-orang tukang
fitnah. Orang-orang kelompok ini suka menyebarkan isu dan pencitraan buruk yang
sesungguhnya hanyalah sebuah fitnah. Keenam golongan inilah yang disebut tidak
mendapat fasilitas itqun minannar.
Atas dasar itu, kiranya kita semua
dapat menyadari bahwa sesungguhnya bulan Sya’ban merupakan bulan persiapan
untuk memasuki bulan suci Ramadan. Persiapan itu meliputi persiapan mental dan
persiapan fisik. Manusia atau umat hendaknya memasuki bulan suci Ramadan sudah
dalam keadaan iman yang mantap dan sudah dalam keadaan mendapatkan syafaat, dan
sudah dalam keadaan mendapat jaminan dan pembebasan dari siksaan api neraka.
Dari paparan di atas, kita sebagai
umat Islam angat dianjurkan untuk meramaikan malam Nisfu Sya’ban dengan cara
memperbanyak ibadah, shalat sunnah, memperbanyak bacaan zikir, memperbanyak
baca'an shalawat, membaca al-Qur’an, bersedekah, berdo’a dan mengerjakan
amal-amal salih lainnya.
Sumber:Kajian Agama Islam, Rangkuman Tausyiah Kultum Ramadhan.